Mahathir Mohamad Bela Blogger

Kuala Lumpur, Kalangan menteri Malaysia seperti Menteri Penerangan Zainuddin Maidin menyatakan secara terbuka penentangannya terhadap blogger. Namun bukan berarti tak ada yang sayang.

Adalah Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut justru seakan menjadi simbol kemenangan para blogger Malaysia. Mahathir menyatakan pembelaannya terhadap keberadaan blog dan blogger. Menurut dia, blog adalah sumber informasi berharga yang dapat diolah menjadi berita.

Mahathir yang belakangan protes karena sedang disensor media besar menyatakan, orang-orang kini beralih ke blog dan jurnal berita online karena pemerintah Malaysia terlalu mengontrol media yang ada.

"Tak diragukan lagi, komunitas blogger menyediakan sumber berita alternatif untuk kita. Mereka juga bertanggung jawab," ujar Mahathir dalam sebuah konferensi media dan pengembangan nasional, seperti dikutip detikINET dari AFP, Kamis (19/4/2007).

Mahathir mengungkap bahwa apa yang terjadi saat ini seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah. Jika mereka menekan media, maka media alternatif akan muncul.


Blogger Malaysia juga mendapat tekanan dari Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi. Mereka dituduhan telah menyebarkan kebohongan serta mengancam mereka dengan hukuman serius.

Mahathir berpendapat, batas-batas tertentu memang masih diperlukan untuk mengatur kebebasan pers, namun pers juga tak perlu dihukum hanya demi menghentikan lontaran kritik untuk pemerintah.

"Di Malaysia, ketika saya berbicara tentang pers, orang-orang tetap berkata 'di masa Anda, Anda buruk', namun saya bilang saya tak seburuk itu, " ujar Mahathir.

"Sejauh yang saya perhatikan, kondisi saat ini lebih buruk. Jika saya berbicara sesuatu yang penting, mungkin hal tersebut takkan dipublikasikan. Kondisi ini tak sehat," tambah Mahathir yang putrinya, Marina juga seorang blogger.

Sementara itu, Steven Gan, salah satu pendiri dan editor dari Malaysiakini.com, situs jurnal berita online pertama, memuji realisasi Mahathir atas penilaian sumber berita alternatif.

Untuk diketahui, selama masa kepemimpinan Mahathir, situs tersebut dilarang pemerintah beserta kantor-kantornya.

"Saya berharap, Mahathir mengungkapkan hal yang sama ketika ia masih menjabat Perdana Menteri," ujar Gan.
(lni/nks)

Sumber : Lathiefa Nur Ilma - detikInet

No comments:

Post a Comment