FENOMENA SUHU POLITIK KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008

(Demokrasi Politik Structural)
By Syamsul Bahri, SE
( Conservationist di Jambi dan Staf pengajar pada STIE SAK )

Apa yang terjadi di beberapa daerah terhadap fenomena politik di Indonesia, baik Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi bahkan  fenomena Politik Nasional dalam isu Pemimpin Nasional pada PILPRES yang akan datang menjadi bagian dari  fenomena politik menjelang PILKADA Kabupaten Kerinci tahun 2008.

Sebuah keiinginan besar untuk sebuah perubahan menjadi suatu yang tidak bisa dibendung dalam PILKADA Kabupaten Kerinci Tahun 2008, apa yang terjadi di beberapa daerah baik PILKADA Propinsi maupun PILKADA Kabupaten munculkan keiinginan antara keinginan perubahan dengan keinginan incumbent (mempertahankan jabatan), dan secara nasional muncul suatu adagium 4 L ( lu lagi-lu lagi) menjadi bagian yang tak terpisakan dari  fenomena PILKADA Kerinci, disamping  fenomena politik komunitas yang juga turut berpengaruh pada PILKADA tersebut.

Namun apa yang akan terjadi tersebut tidak terlepas dari sebuah kondisi yang ada, sesuai hasil survey secara independent oleh sebuah LSM TEMBO di Kabupaten Kerinci bekerja sama dengan beberapa blogspot, dan dengan melihat  fenomena tersebut, telah melakukan survey kepada beberapa tokoh secara acak, baik di dalam wilayah maupun diluar wilayah,  fenomena tersebut lebih konkrit lagi sebagai arus yang menginginkan perubahan dalam memilih Pemimpin Kerinci masa yang akan datang, hal itu diperkuat oleh hasil survey dengan beberapa analisa (1). > 55% responden menyatakan setuju Pemimpin Kerinci yang akan datang memiliki kemampuan Internasional dan Nasional serta Lokal, dengan harapan bahwa pemimpin Kerinci tidak hanya memahami kondisi lokal, tetapi harus memahami kondisi Nasional dan Internasional yang diimplementasikan sesuai dengan potensi lokal, karena Kerinci memiliki kepentingan secara nasional dan Internasional (2). > 60% responden menyatakan setuju, dengan bentang alam Kerinci sehingga Pemimpin Kerinci  yang akan datang  harus arief dalam ekonomi dan Lingkungan, hal ini pemahaman masyarakat/tokoh yang memahami konsdisi bentang alam Kerinci, sehingga dalam proses pembangunan diharapkan pemimpin tidak hanya berorientasi pada nilai ekonomi langsung, namun masalah lingkungan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari nilai – nilai ekonomi secara langsung, tentunya Pemimpin yang akan datang akan mengawinkan antara ekonomi dan lingkungan secara seimbang, disamping itu nilai-nilai lingkungan yang dimiliki Kabupaten Kerinci sangat diharapkan dapat memberikan nilai-nilai ekonomi langsung sebagai kontribusi bagi perkembangan Pembangunan di Kerinci. (3). > 65% respondent menyatakan setuju Pemimpin Kerinci  yang akan datang  adalah bisa memahami dan mendengarkan kebutuhan serta memenuhi kebutuhan masyarakat berdasarkan skala prioritas, sehingga prioritas pembangunan tidak berdasarkan keinginan, melainkan berdasarkan kebutuhan yang nyata, sehingga pembangunan akan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan nyata dan mendesak sebagai sesuatu yang prioritas, seperti pendidikan, kesehatan, pemerataan/peningkatan pendapatan, pengentasan kemiskinan, lapangan kerja dll. (4). > 65% respondent menyatakan tidak setuju pemimpin Kerinci  yang akan datang  membawa dendam politik, karena persoalan hukum kembalikan ke wilayah hukum, dan pemimpin yang akan datang kosentarsi untuk membangun Kerinci. (5) 80% respondent menyatakan setuju Pemimpin Kerinci  yang akan datang Bebas KKN dan Berkepribadian sebagai panutan, dalam manajemen kepemerintahan harus berdasarkan kemampuan melalui fit and property test, yang akan memberikan dampak positif terhadap pembangunan, tidak berdasakan kedekatan secara emosional, serta trade record sebagai pemimpin teruji di tempat bekerja sebelumnya dan menjadi panutan di tengah masyarakat. (6) Latar belakang Pemimpin Kerinci yang akan datang adalah (7.a).70% respondent menyatakan tidak setuju Pemimpin Kerinci berasal hanya berlatar belakang Birokrat, karena untuk memimpin Kerinci dibutuhkan tidak hanya memahami birokrat (7.b). > 75% respondent menyatakan tidak setuju Pemimpin Kerinci berasal hanya berlatar belakang Bisnismen, karena untuk memimpin Kerinci dibutuhkan tidak hanya memahami bisnis.(7.c). > 85% respondent menyatakan tidak setuju Pemimpin Kerinci berasal hanya berlatar belakang Politik semata-mata, karena untuk memimpin Kerinci dibutuhkan tidak hanya memahami secara politik, karena kekurangan percayaan kepada pemimpin yang murni berasal dari politikus, (7.d). > 80% respondent menyatakan setuju Pemimpin Kerinci berasal berlatar belakang Birokrat dan Bisnismen, karena untuk memimpin Kerinci dibutuhkan disamping memiliki pengelaman sebagai birokrat, juga dibutuhkan naluri enterprenuer untuk memberikan nilai tambah bagi petani dan pembangunan Kerinci dari aspek ekonomi (7.e). > 85% respondent menyatakan setuju Pemimpin Kerinci berasal berlatar belakang Birokrat dan Bisnismen dan Politikus, karena untuk memimpin Kerinci dibutuhkan disamping memiliki pengelaman sebagai birokrat, juga dibutuhkan naluri enterprenuer dan pemahaman serta dukungan politik. Dari hasil survey tersebut pemimpin Kerinci yang akan datang. adalah memilki kemampuan Internasional dan Nasional serta Lokal, Arief dalam ekonomi dan Lingkungan, bisa memahami dan mendengarkan kebutuhan serta memenuhi kebutuhan masyarakat berdasarkan skala prioritas, tidak membawa dendam politik, Bebas KKN dan Berkepribadian sebagai panutan, berlatar belakang Birokrat, Bisnismen,dan Politikus dan/atau Birokrat dan Bisnismen.

Terlepas hasil survey ini belum bisa dikatakan bisa mewakili pemilih di kabupaten Kerinci, namun hasil survey ini diperoleh secara acak kepada 200 respondent, namun kondisi ini merupakan sebuah fenomena yang tidak terlepas dari situasi Politik secara Nasional.

Sehingga kemunculan figur-figur baru yang memungkinkan akan membawa iklim segar dan energi baru seperti Mairizal Meirad, Herman Muchtar, Nuzran Joher, Ami Taher, Adirozal, Firwan Tan, Ramli Tahar dll dalam bursa Pilkada menjadi sebuah pertarungan yang akan sangat membuat suasana demokrasi di Kabupaten Kerinci sebagai sebuah ajang pendidikan Politik sangat bagus, karena semakin banyak pilihan semakin baik dalam memberikan pilihan alternative bagi pemilih di Kabupaten Kerinci, walaupun secara prinsip Partai penggusung menjadi sebuah persyaratan administratif utama, namun kebesaran Partai pada PILKADA belum bisa menjamin keberhasilan sang calon sebagai pemenang.

Dari penilaian Indikator/kriteria pemimpin Kerinci versi hasil survey LSM Tembo muncul beberapa tokoh yang memiliki nominasi dengan prosentase tertinggi 5 lima besar adalah (1) Maerizal Meirad 76,2 %, (2) Herman Muchtar 70,8 %, (3) Ami taher 69,2 %, (4) Adi Rozal 67,7 % dan (5). Hasani Hamid 64,6%

Mungkin yang akan menjadi sebuah persoalan dalam memperjuangkan murni sebuah aspirasi arus bawah, money politik dan biaya perahu yang tercipta dalam sebuah demokrasi politik struktural membuat persoalan mendasar untuk mewujudkan Pemimpin yang betul-betul menginginkan sebuah perubahan paradigma pembangunan berdasarkan kebutuhan dan kelayakan dan tidak melakukan keberpihakan, karena untuk menduduki sebuah jabatan politik yang secara mekanisme ketentuan bertujuan untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, tentunya ini akan sangat sulit terjadi dengan mekanisme yang terjadi saat ini, karena money politik baik untuk mendukung sang calon maupun dalam upaya memperoleh jumlah suara.

Sehingga untuk meminimalkan dampak negative dari sebuah system saat ini, kesadaran politik sang balon dan dan pendidikan politik bagi pemilih merupakan suatu hal yang mendasar untuk mewujudkan Pemimpin masa yang akan datang khususnya di Kabupaten Kerinci, banyak fakta yang terjadi selama ini di era reformasi untuk menjadi seorang bupati harus mengeluarkan dana yang cukup besar 4-5 milyar bahkan lebih, dana ini tidak terlepas berasal dari sang calon, sponsor, dan sumber lain, apabila sang calon menjadi Bupati, tentunya dana yang telah diinvestasikan minimal selama 5 tahun harus kembali, baik karena kerakusan, maupun karena desakan sponsor, sehingga beberapa mekanisme pelaksanaan proyek diatur dalam Keppres 80 akan dilangkahi.

Sehinga untuk mewjudkan dan meminimalkan dampak money politik merupakan pembiasan legal dari sebuah sistim demokrasi politik terstruktur di Indonesia, harus dicermati dan diteliti motivasi sang calon, ambisius karena jabatan yang bertendesi membeli jabatan tentunya akan mengeluarkan dana sebanyak mungkin untuk mendapatkan jabatan, tentunya tidak akan membawa perubahan. Murni ingin membangun dan tidak ambisius hanya berdasarkan keinginan dan aspirasi rakyat dan merupakan panggilan hati nurani merupakan calon yang sangat diharapkan oleh masyarakat sebagai sebuah arus perubahan dalam mewujudkan Kerinci masa depan.

Persoalan siapkah masyarakat dan balon untuk untuk mewujudkan perubahan tersebut, tentunya menjadi beban dan tanggung jawab tokoh-tokoh yang masih memiliki hati nurani untuk membangun Kerinci masa yang akan datang dengan mengabaikan kepentingan kelompok dan mengutamakan kepentingan Kerinci secara utuh.

(bahritnks@telkom.net atau syamsul_12@yahoo.co.id)


1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete